King Arthur: Legend of the Sword (2017)
BLU | 126 Min. | Australia, United Kingdom, USA | Action, Drama, FantasyNonton Film King Arthur: Legend of the Sword (2017) Streaming Movie Sub Indo
Nonton King Arthur Legend of the Sword Sub Indo – King Arthur of Camelot. Demikian figur legendaris Kerajaan Inggris itu jamak disebut. Figur yang bukan saja tak diketahui pasti kapan eksistensinya, pun apakah ia benar-benar nyata atau cerita rakyat belaka. Ambiguitas tersebut dimanfaatkan benar oleh Guy Ritchie bersama Lionel Wigram dan Joby Harold untuk merangkai kisah fantasi berisi penyihir (karakter reguler mitologi Raja Arthur), siluman ular (atau belut?), sampai gajah dan ular raksasa. Bagus tidaknya layak diperdebatkan, tapi satu hal pasti, King Arthur: Legend of the Sword yang rencananya merupakan film pertama dari enam seri bukan tipikal suguhan medieval bergaya ortodoks.
Film dibuka oleh serbuan penyihir bernama Mordred (Rob Knighton) terhadap kastil Camelot yang memberi garansi pengalaman menonton maksimal di layar raksasa (IMAX, Sphere X). Raja Uther Pendragon (Eric Bana) bersenjatakan pedang Excalibur sanggup meruntuhkan pasukan Mordred, meski tanpa diketahui, ancaman sesungguhnya datang dari ambisi kudeta sang adik, Vortigern (Jude Law). Pendragon tewas, Excalibur hilang, dan Vortigern naik tahta. Sampai beberapa tahun kemudian pedang itu muncul lagi bersama kabar keberadaan darah daging Pendragon, Arthur (Charlie Hunnam) yang selama ini hidup sebagai rakyat biasa di suatu rumah bordil.
Download Film King Arthur: Legend of the Sword (2017) Streaming Movie Sub Indo
Nonton King Arthur Legend of the Sword Sub Indo – Bagaimana Guy Ritchie beserta segala gaya rock and roll-nya bersanding dengan nuansa masa lalu khas medieval? Sekilas kontradiktif, tapi toh Warner Bros. sepertinya memang bertujuan menghasilkan middle ages blockbuster bagi generasi millennial. Basa-basi Shakesperean dibuang jauh bersama penjabaran tumbuh kembang Arthur dari bocah pewaris tahta terbuang jadi pria begajulan jago berkelahi. Ritchie merangkum rentang masa belasan tahun itu ke dalam montage ditemani iringan musik industrial gubahan Daniel Pemberton yang cakap menggabungkan musik folk Britania Raya dann dentuman elektronik, hingga konsisten menghembuskan tenaga bagi tiap adegan.
Keputusan di atas jelas meniadakan babak penting pengembangan karakter, namun King Arthur: Legend of the Sword memang cuma punya satu tujuan: terlihat asyik. Dan memang benar, film ini gemar mengumbar gaya asyik, bahkan untuk perbincangan sederhana Arthur dengan pasukan kerajaan yang dibungkus lontaran kalimat cepat, perpindahan adegan lincah (kalau bukan ngebut), plus comedic manner, kombinasi yang mengingatkan akan masa keemasan awal karir Ritchie. Jadi jangan harapkan pula ketepatan unsur sejarah, sebab ini adalah film ber-setting sekitar abad keenam atau kelima di mana para tokohnya mengucapkan “fuck” atau “dance floor”.